Rabu, 12 Juli 2017

ACARA AWARDS PERTELEVISIAN DI INDONESIA YANG PENUH KONTROVERSI

ACARA AWARDS ATAU PENGHARGAAN PERTELEVISIAN INDONESIA YANG TIDAK OBJEKTIF

Menurut wikipedia bahasa Indonesia, Penghargaan ialah sesuatu yang diberikan pada perorangan atau kelompok jika mereka melakukan suatu keulungan di bidang tertentu. Penghargaan biasanya diberikan dalam bentuk medali, piala, gelar, sertifikat, plaket, atau pita.
Sedangkan acara penghargaan menurut pendapat saya secara umum adalah agenda yang di persiapakan oleh suatu pakar atau lembaga yang kompeten dibidangnya untuk memberi apresiasi bagi orang-orang yang memiliki dedikasi, kulitas, dan kontribusi besar di suatu bidang tertentu. Jika acara penghargaan tersebut dalam satu kategori memiliki beberapa kandidat atau nomine, maka pemilihan haruslah objektif, transfaran, dan valid. Maksudnya objektif, transparan, dan valid adalah karena di suatu kategori memiliki beberapa kandidat yang layak, pertama maka pemilihan pemenang haruslah dilakukan dengan objektif oleh dewan juri atau lembaga terkait dan dipilih bagi yang benar-benar berdedikasi dan berkulitas. Kedua penjurian haruslah transparan, tidak ada yang ditutup-tutupi agar terjamin keobjektifitasannya. Ketiga harus valid, sesuai data dan survei.
Karena kita masih membahas PERTELEVISIAN INDONESIA, maka bagaimana dengan Kualitas acara-acara penghargaan yang ditayangkan di stasiun-stasiun tv menurut anda?
Sekali lagi tulisan ini di buat bukan untuk menjatuhkan salah satu pihak dan memuji pihak lainnya, tulisan ini di buat berdasarkan pendapat dan pandangan saya, serta di kutip dari beberapa sumber terpercaya dan FAKTA.
            Tak kalah dengan drama atau sinetron Indonesia, acara Pengharggan di stasiun-stasiun TV di Indonesia pun tak kalah redup dan memalukannya, KENAPA?
Karena pada kasus kebanyakan, acara penghargaan yang ditayangkan di stasiun-stasiun televisi Indonesia selama bertahun-tahun, memiliki kredibilitas atau pandangan negatif dari masyarakat akan kecurangan-kecurangan yang terjadi di acara penghargaan tersebut tiap tahunnya. Yang mengakibatkan kredibilitas acara tersebut di pandang sebelah mata dan kualitas acara penghargaan tersebut yang semakin tahun semakin tak di percaya (redup) dan tak di anggap oleh masyarakat.
Masyarakt sudah bisa menebak siapa-siapa saja pemenang pengharggan-pengharggan tersebut. Dikarenakan para pemenang di pilih bukan karena dia berkulitas, melainkan dari mana pemenang bernaung, popularitas (tak peduli mereka populer bukan karena karyanya melainkan karena sensasi, yang kadang dilebih-lebihkan oleh stasiun tv tersebut untuk mengngakat anak asuhnya), dan rating. Perlu di garis bawahi, rating di Indonesia tak menjamin kulitas tayangan tersebut memilki konten yang baik.
            Ketidak objektifan acara-acara pengharggan yang sudah tercium sudah lama oleh masyarakat dan sering di sindir oleh para Netizen, kontroversi dan protes yang telah dilayangkan oleh masyarakat dan pihak-pihak tertentu pun, seakan tak terdengar di telinga mereka (MUNGKIN MEREKA TULI SEMUA ATAU PURA-PURA TULI?), mereka tetap mengadakan acara-acara tersebut tiap tahunnya hanya untuk  sebuah formalitas dan reputasi pribadi. Mereka memaki alasan “Acara tersebut berlangsung untuk memberi apresiasi bagi orang-orang yang berkontribusi di bidang seni”. Seakan jika salah satu acara pengharggan di berhentikan maka apresiasi bagi para kontributor di bidang seni hilang kali, hahaha.
Itu Karena Mereka Lupa, Apa Itu Pengharggan?
Menurut saya percuma anda membawa banyak piala atau trofi dari acara pengharggan tersebut. Jika masyarakat sendiri, juri UTAMA dan paling jujur TAK MENGHARGAI acara tersebut.

Tanpa memungkiri masih ada beberapa pengharggan yang memiliki kredibilitas dan terpercaya. Tak bermaksud memuji pihak tertentu, saya pribadi menghormati pengharggan Festival FILM Bandung yang sejauh ini tetap memberikan apresiasi berdasarkan kualitas, bukan popularitas kepada para sineas dan seniman Indonesia bahkan luar negeri, baik di bidang film maupun pertelevisian.

Ayo kita berangkat ke Level yang lebih PEDAS!

Beberapa Pengharggan yang tayang di stasiun TELEVISI:
1.      Anugrah Music Indonesia
Menurut WIKIPEDIA INDONESIA:
Anugerah Musik Indonesia (sering pula disebut AMI Awards) (dahulu BASF Awards dan HDX Awards) adalah sebuah penghargaan yang diberikan oleh Yayasan Anugerah Musik Indonesia (YAMI) dengan gagasan dari Asosiasi Industri Rekaman (ASIRI), Persatuan Artis, Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI), serta Karya Cipta Indonesia (KCI). Konsep penghargaan ini mengacu pada National Academy of Recording Arts and Sciences (NARAS), komite yang menyelenggarakan Grammy Awards di Amerika Serikat. AMI merupakan ajang penghargaan tertinggi bagi industri musik Indonesia yang statusnya setara dengan Festival Film Indonesia untuk industri film.
Sejarah:
Ajang penghargaan tahunan ini pertama kali digelar pada tahun 1985. Setelah sebelas tahun digelar secara berturut-turut hingga tahun 1996, ajang penghargaan ini kemudian dihilangkan dan diganti oleh Anugerah Musik Indonesia.
Ajang penghargaan ini diadakan oleh produsen pita kaset BASF. Pemilihan pemenang didasarkan atas 2 kategori, yaitu kategori penjualan dan kategori artistik. Pemenang untuk kategori penjualan dipilih berdasarkan penjualan tertinggi di masing-masing genre, seperti pop, rock, dan jazz. Sementara untuk kategori artistik dipilih oleh juri khusus yang menilai pemenang berdasarkan kualitas karyanya.
AMI pertama kali digelar pada tahun 1997 dan sampai tahun 2015 telah memiliki 18 penyelenggaraan. Pada tahun 2007, AMI sempat vakum dalam penyelenggaraan. Namun, pada tahun tersebut AMI Dangdut Awards digelar untuk pertama kalinya sebagai ajang penghargaan khusus untuk kategori musik dangdut. Sayangnya, ajang penghargaan tersebut tidak pernah diselenggarakan lagi pada tahun berikutnya.
Sepanjang sejarah perhelatannya, AMI telah menambah dan menghapus berbagai kategori penghargaannya. Selain menyajikan kategori-kategori reguler seperti Album Terbaik dan Penyanyi Terbaik di berbagai bidang musik, AMI juga memberikan beberapa penghargaan khusus tanpa nominasi. Lifetime Achievement Award diberikan setiap tahunnya khusus untuk orang-orang yang berjasa dalam perkembangan musik Indonesia. AMI juga pernah menganugerahi penghargaan Artis Asing Terbaik untuk Siti Nurhaliza pada tahun 2000, serta penghargaan khusus Artis Internasional Terbaik kepada Anggun C. Sasmi pada tahun 2006 atas pencapaiannya sebagai penyanyi Indonesia dengan karier internasional yang gemilang.

AMI adalah pengahrgaan musik tertua di Indonesia yang di siarkan di stasiun TV, meski tak banyak kasus yang terjadi pada ajang pengharggaan ini, sama halnya seperti pepatah bilang bahwa tak ada yang abadi dan sempurna di dunia ini, dan manusia takan pernah puas. Begitu pula dengan ajang penghargaan ini di kutip dari KOMPASIANA, bahwa ada seorang blogger yang merasa kurang puas dengann ajang pengharggan ini. Dan saya yakini, pasti banyak di luar sana yang sependapat dengan dia. Sekar Sari Indah Cahyani dalam blognya di kompasian yang berjudul, “AMI Awards di mata saya”
Pertama, nama yang berubah-ubah.
Saat bertama kali digelar ajang ini mengunakan nama Anugerah Musik Indonesia atau AMI Awards. Lalu pada 2000, bertambah menjadi AMI Sharp Awards. Tentu saja penambahan nama perusahaan elektronik karena dia menjadi sponsor utama acara. Setelah kerjasama dengan Sharp berakhir, AMI pun mengandeng perusahaan elektronik lainnya sebagai sponsor. Dan namanya kembali berubah menjadi AMI Samsung Awards. Sebenarnya sih menggunakan nama sponsor dalam sebuah acara bukan hal yang baru. Di dunia sepakbola, kita mengenal pial AFF yang sebelumnya bernama Piala Tiger, lalu Panasonic Awards—kalau ini memang jelas--. Hanya saja saya berharap, kedepannya nama penghargaan ini tidak berubah hanya karena sponsor.
Kedua, kategori yang berubah-ubah.
Tidak hanya nama, kategori penghargaan yang diberikan oleh AMI juga berubah-ubah. AMI terkadang menghapus atau menambah penghargaan yang diberikan. Memang ada kategori regular yang setiap tahun ada, misalnyanya saja album terbaik, penyanyi terbaik. Tapi pada tahun 2000,AMI pernah memberikan penghargaan artis asing terbaik kepada penyanyi Malaysia, Siti Nurhaliza. Dan pada penyelenggaraan-penyelengaraan berikutnya, penghargaan ini menghilang. Lalu pada 2006, kembali memberikan penghargaan kepada penyanyi Angun C Sasmi atas prestasinya di dunia musik internasional. Terlepas dari sukses atau tidaknya Anggun di pentas music luar, sayapenghargaan ini seharusnya tetap ada. Toh ada penyanyi local yang juga terkenal di luar negeri. Sebut saja Tielman Brother (it’s quite annoying, when the first and most influenced band from your country almost forgotten), the young and talented Meeghan Henry, Mocca, dan masih banyak lagi. Just name it. Kalau memang ingin mengapresiasi para penyanyi lain agar terus berkarya dan membawa nama Indonesia di luar negeri, kenapa tidak terus mengadakan kategori ini. Pun dengan artis luar yang dinilai berhasil berkarir di Indonesia. Jangan diadakan lalu kemudian hilang tak berbekas.
Ketiga, pemenang yang ….
Masalah ini memang mengundang kontroversi. Untuk beberapa kategori, terkadang pemenang sudah sangat jelas hanya karena nama mereka. Misalnya saja, ketika almarhum Chrisye masuk ke dalam nominasi, hampir dapat dipastikan dia menjadi pemenangnya, atau Noah di AMI Awards 2013.Hallo, he is Chrisye or they are Noah, it’ s so obvious for them to win (right now, idk tomorrow).

Tapi terkadang ada juga pemenang yang diluar dugaan. Misalnya saja Coboy Junior yang menang di kategori artis duo/grup lagu anak-anak AMI 2013. Saya memang belum pernah mendengar album mereka jadi tidak tahu keluruhan lagu mereka. Tapi saya belum pernah mendengar mereka menyanyikan lagu anak-anak. Sejak kapan lagu Eaaa dan Kamu menjadi lagu anak-anak. Uniknya, album mereka justru tidak masuk dalam kategori lagu anak-anak terbaik atau album lagu anak-anak terbaik.Di kategori lagu anak yang menang justru Best Friend Forever (Super 7), dan di album lagu anak-anak Super 7 kembali menang. Jadi dimana letak anak-anaknya Coboy Junior? Apa hanya karena masalah umur yang tergolong masih anak-anak? Tapi kalau masalahnya di umur kenapa Uya Kuya dan Sheila On7 bisa masuk nominasi? Kan, bingung kan.

Belum lagi di kategori grup vocal terbaik, dimana Cherrybelle berhasil menjadi juara. Grup vocal terbaik, saudara-saudara. Saya belum pernah mendengar grup ini menyanyi live. Bahkan saat mengisi AMI Awards mereka lip sync. Ini kita bicara tentang vocal ya, bagaimana menilainya kalau mereka tidak pernah menyanyi live. Hanya berdasarkan hasil rekaman? Atau mungkin saya yang tidak gaul karena tidak pernah mendengar grup ini menyanyi secara live, sementara yang lain terutama juri AMI pernah

 Saya ingat bagaimana Ashlee Simpson dihujat habis-habisan ketika ketahuan lip sync. Jangan lupa juga dengan skandal lip sync Vanilla Ice Milli Vanilli. Tapi kenapa di negeri ini lip sync seolah hal yang lumrah? Dimaafkan dengan alasan teknis. Apa iya system audio stasiun televisi nasional sedemikan parah sehingga penyanyi ‘harus’ lip sync? Ah, kalau membahas masalah ini tidak akan pernah ada habisnya. Saya justru lebih menghargai BASF Awards yang dulu pernah digelar di negeri ini. Mereka menggunakan parameter yang jelas dalam penghargaan, yaitu kategori penjualan dan artistic. Jadi kita bisa tahu siapa artis yang memiliki penjualan album terbaik, dan siapa yang menang karena dinilai berdasarkan kualitas karya. Memang kesannya boros, tapi ini jauh lebih fair. Tapi untuk di zaman sekarang mungkin agak susah karena penjualan fisik tidak terlalu bagus. Karena saat ini lagu lebih banyak dijual secara online atau streaming.
Ah, tapi apalah arti unek-unek saya? Hanya seseorang yang suka menikmati musik saja. Bermain alat musik apalagi menyanyi pun saya tidak bisa. Saya hanya berharap, kedepannya penyelenggaran AMI menjadi lebih baik sehingga layak untuk disebut sebagai penghargaan tertinggi bagi pelaku seni musik Indonesia.
http://www.kompasiana.com/sekarsariindahcahyani/ami-awards-di-mata-saya_55299cb26ea8345629552d00
Saya pun berharap hal yang sama dengan beliau, semoga kedepannya AMI menjadi ajang penghargaan yang bermartabat tinggi, dihormati, konsekuen, dan bukan hanya sekedar memberi pengharggan saja kepada seniman musik, tapi juga mengangkat musik itu sendiri sehingga tidak redup seperti dewasa ini.
2.      Indonesian Television Awards (ITA)
Menurut WIKIPEDIA INDONESIA:
Indonesian Television Awards (ITA) adalah penghargaan tahunan bagi program televisi, insan pertelevisian serta insan musik terpopuler di Indonesia berdasarkan jajak pendapat terhadap top of mind pemirsa mengenai program televisi di Indonesia yang dilakukan di 22 kota dari 17 provinsi oleh lembaga independen Roy Morgan Research. Penghargaan ini pertama kali diadakan pada tahun 2016 dan disiarkan oleh stasiun televisi RCTI dan MNCTV. Pemilihan pemenang dilakukan oleh pemirsa televisi sementara perhitungan & validitas hasil pemilihan dilakukan oleh lembaga independen Provetic. Proses pemilihan berlangsung mulai 22 Agustus-12 September 2016. Hasil voting akan diumumkan pada acara Malam Puncak yang digelar pada 15 September 2016.
Acara pengharggan ini baru di adakan tahun kemarin dan mengundang salah satu aktor Korea Jin Goo yang mendapatkan pengharggan khusus. Walau saya kurang mengerti kenapa Jin Goo dapat pengharggan tersebut, tapi saya lihat pengharggan ITA ini memberikan penilaian berdasarkan populasritas dan rating suatu acara atau seniman televisi. Jadi masyarakat gak bisa memaksakan kulitas untuk menang di sini. Kita doakan saja, mudah-mudahan acara yang baru seumur jagung ini dapat menjaga eksistensi dan kredibilitasnya. Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin
3.      Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia (Anugerah KPI)
Menurut WIKIPEDIA INDONESIA:
Anugerah Komisi Penyiaran Indonesia (atau disebut juga sebagai Anugerah KPI) adalah penghargaan penyiaran Indonesia yang dipersembahkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Anugerah ini rutin diadakan sebagai bentuk apresiasi KPI atas kerja keras lembaga penyiaran yang berupaya menyuguhkan konten siaran yang menarik namun tetap sehat dan berkualitas.
Anugrah KPI pertama kali di adakan pada tahun 2008 dan saya sangat respect dengan pengharggan yang di berikan oleh KPI ini, karena penilaian berdasarkan kulitas seberapa baik acara/seniman memberikan informasi dan edukasi kepada penonton, yang memperlihatkan dan menjungjung tinggi nilai jati diri prilaku masyarakat bangsa kita.
Kalian bisa lihat dari para pemenang tahun lalu baik para nominasi dan pemenang benar-benar layak mendapatkannya. Karena Anugrah KPI di berikan bukan hanya berdasarkan kualitas keselurahan suatu acara, melainkan konten atau tema dalah sebuah episode yang paling memiliki kualitas siar dan edukasi paling berpengaruh pada bangsa dan masyarakat. Itu dikarenakan KPI merupakan lembaga tertinggi negara untuk menilai hak siar siaran, jadi itu pantas untuk kita apresiasi akrebilitasnya. Maju terus KPI, hanya satu saran saya, JANGAN SAMPE MENGHILANGKAN NILAI SUATU SENINYA!
4.      Festival Film Indonesia (FFI)
Menurut WIKIPEDIA INDONESIA:
Festival Film Indonesia pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 dan berlanjut pada tahun 1960 dan 1967 (dengan nama Pekan Apresiasi Film Nasional), sebelum akhirnya mulai diselenggarakan secara teratur pada tahun 1973. Mulai penyelenggara-an tahun 1979, sistem Unggulan (Nominasi) mulai dipergunakan.
FFI sempat terhenti pada tahun 1992, dan baru diselenggarakan kembali tahun 2004.
Penghargaan ini tidak diselenggarakan pada tahun 1956-1959, 1961-1966, 1968-1972 serta pada masa mati suri-nya perfilman Indonesia pada tahun 1993 sampai tahun 2003.
Pada perkembangan FFI, panitia juga memberikan penghargaan bagi karya-karya televisi. Penghargaan bagi insan televisi dinamakan Piala Vidia. Diselenggarakan sejak tahun 1985, Piala Vidia masih mendompleng atau diadakan berbarengan dengan FFI sampai tahun 1990.
Sejak tahun 1992, Piala Vidia diberikan terpisah dengan FFI, dan diadakan dalam FSI atau Festival Sinetron Indonesia.
Pengharggan FFI merupakan salah satu ajang pengharggan yang menuai banyak kontroversi, pada awal penyelenggaraannya saja  FFI sudah mendapat sorotan. Bisa anda lihat di daftar pemenangnya di Wikipedia bahwa ada dua Film yang memenanghakn Film terbaik pada tahun 1955 tersebut. Pada awalnya film “LEWAT DJAM MALAM” tidak berhasil memenangkan film terbaik pada saat itu, melainkan “TARMANIA” karya Lilik Sudjio yang memenangkannya. Namun banyak kritikus Film yang menilai bahwa ada Film yang lebih baik dari film “TARMANIA”. Dan FFI pun menetapkan film “LEWAT DJAM MALAM” sebagai pemenang juga.
Tidak berhenti di sutu kontroversi pun terus berlanjut, tahun berikutnya FFI dilaksanakan lima tahun kemudian tepatnya pada tahun1960. Saat itu film “PEDJUANG” karya Umar Ismail mulanya digadang-gadang sebagai film terbaik. Namun dewan juri memberikannya pada film “TURANG” karya Bachtiar Siagian, dan membuat Umar Ismail tak mengikutkan karya-karyanya lagi di ajang tersebut.
Pada tahun 1967, 1977, dan 1984 FFI tak ada pemenang dalam film terbaik. Lalu pada tahun 1980 kontroversi terjadi pada salah satu nimine di mana film “YUYUN PASIEN RUMAH SAKIT JIWA”, masuk nominasi film cerita panjang padahal film tersebut memilki izin sebagai film pendek. Dan yang paling kontroversial adalah menangnya film “EKSUKL” garapan Nayato Fio Nuala yang menyabet tiga piala citra pada tahun 2006. Namun kemenangannya di protes oleh banyak pihak terutama para sineas dan pengamat film, karena melakukan plagiat.
Pada tahun 2008 FFI tak memasukan film “LASKAR PELANGI, AYAT-AYAT CINTA, dan DOA YANG MENGANCAM”, gagal masuk nominasi. Padahal film-film tersebut di rasa pantas untuk bersaing di kategori film terbaik. Pad tahun 2010 terjadi hal yang hampir serupa dengan tahun 2008, dua film yang layak masuk nominasi, tak masuk nominasi yaitu film “SANG PENCERAH” yang katanya tak masuk nomine karena tak menyertakan fakta yang akurat sesuai sejarah, dan film “DARAH GARUDA” yang sama tidak masuk nomine karena di sutradarai oleh orang non Indonesia.
Tanpa mengurangi rasa hormat saya, jujur saya sangat apresiasi ajang pengharggan ini. Namun seperti yang sudah di katakan tak ada yang sempurna di dunia ini, termasuk ajang pengharggan besar nan bergengsi sekelas FFI pun tak luput dari kontroversi-kontroversi di atas. Memang kontroversi tersebut tak terjadi tiap tahunnya, TAPI!!!!! Hampiiiiiir terjadi setiap tahun. Mungkin para dewan juri lelah dan mereka juga manusia. Namun justru itulah tugas mereka, yang saya paling sayangkan adalah salah satu alasan mereka tentang sebuah film yang di sutradarai oleh non Indonesia. Walau saya belum pernah menonton film “DARAH GARUD”, jika film tersebut di peruntukan atas nama Indonesia. Apakah sutradara non Indonesia masih harus di pertanyakan? Apa kabar dengan “EKSKUL” dana para sineas yang Indonesia yang berpasrtisipasi dalam film “DARAH GARUDA”. Seharusnya juri lebih bijak dan paham mana yang boleh dan tidak. Apa jadinya jika orang Indonesia yang berkarya di negara orang, tapi tak dihargai?
5.      Festival Sinetron Indonesia (FSI)
Menurut WIKIPEDIA INDONESIA:
Festival Sinetron Indonesia (FSI) merupakan ajang penghargaan dan apresiasi bagi dunia sinetron di Indonesia. FSI pertama kali diselenggarakan pada tahun 1994 dan berlangsung setiap tahunnya hingga 1998. FSI diadakan di saat Festival Film Indonesia mengalami vakum sejak terakhir diberikan tahun 1992. Seperti halnya FFI, FSI juga memilih Aktor, Aktris, Sutradara dan Sinetron Terbaik.
Penerima penghargaan ini akan mendapat Piala Vidia Utama sebagai lambang supremasi karya sinetron terbaik.
Pada 14 Desember 1994, untuk pertama kalinya dihelat Festival Sinetron Indonesia di Jakarta Convention Center. Festival ini memberikan penghargaan bagi insan dan program-program sinetron terbaik di tahun tersebut, dengan melibatkan partisipasi dari seluruh stasiun televisi pada saat itu, seperti TVRI, RCTI, SCTV, ANTV, TPI dan Indosiar.
Awalnya, Panitia Tetap FSI dibentuk berdasarkan SK Menteri Penerangan tahun 1993 dengan masa tugas lima tahun. Setelah itu, sejak 1994 sampai 1998, FSI berlangsung secara kontinu setiap tahunnya. 1999, karena secara administratif tugas Panitia Tetap berakhir Maret 1999, maka FSI 1999 tidak dapat dilaksanakan. Praktis, FSI terakhir memberikan penghargaannya di tahun 1998. Setelah vakum begitu lama Piala Vidia kembali diadakan pada tahun 2004, berbarengan dengan FFI. Kembali terhenti tahun 2007 hingga 2010, dan kembali diadakan pada tahun 2011 hingga 2014. Namun kembali berhenti sampai sekarang.
Ajang pengharggan ini dirasa kurang konsisten dalam memberikan apresiasi bagi para insan pertelevisian. Atau karen dari awal, ajang ini tercipta karena untuk pengalihan, sebab Ferfilman lesu? Sehingga pengadaannya tidak konsisten, seperti memberi surprise apakah tahun ini FSI akan hadir atau tidaknya?
Semoga para dewan FSI ataupun FFI mengukuhkan kehormatan ajang pengharggan yang terhormat ini! (hahaha bahasa gue ngeriiiiii)
6.      Festival Film Bandung
Menurut WIKIPEDIA INDONESIA:
Festival Film Bandung (FFB) adalah bentuk apresiasi perfilman oleh komunitas Forum Film Bandung.
Pertama kali diadakan sejak tahun 1987 rutin hingga saat ini. Bahkan saat Film Indonesia 'tidur' dengan lelapnya diera 90-an, dan FFI tidak mengadakan penghargaan bagi insan perfilman, namun FFB tetap mengadakannya dengan memilih Film Televisi dan Film Asing dari Asia atau Barat.
Jika penghargaan lain memberikan gelar Terbaik, maka FFB memberikan gelar Terpuji. Selain itu terdapat pula pemenang yang lebih dari satu atau disebut juga Pemenang Ganda.
Ajang pengharggan ini sampai sekarang masih berlangsung dan merupakan salah satu ajang pengharggan paling dihormati oleh para insan seni, karena konsistensi dan penjuriannya yang layak di acungkan jempol.
7.      Indonesian Dangdut Awards
Menurut WIKIPEDIA INDONESIA:
Indonesian Dangdut Awards (disebut IDA) adalah penghargaan tahunan bagi insan penyanyi dangdut berprestasi dan terpopuler di Indonesia. Pada malam penganugerahan menampilkan penyanyi dan seniman dangdut terkemuka, yang prestasinya sudah tidak diragukan lagi. Acara penganugerahan ini mirip dengan Anugerah Dangdut Indonesia yang diadakan di MNCTV yang jauh mendahuluinya. Namun, penghargaan ini jauh lebih besar dan mewah, serta selalu memberikan warna yang berbeda di setiap tahunya. Penghargaan ini juga diadaptasi dari Anugerah Musik Indonesia.

Penganugerahan pertama Indonesian Dangdut Awards diadakan pada 11 Juni 2014 untuk menghargai prestasi insan dangdut Indonesia di tahun 2013, disiarkan langsung di Teater Tanah Airku oleh stasiun Indosiar. Kini penghargaan ini selalu dilakukan setiap tahunya untuk mengapresiasi karya seniman dangdut di tahun sebelumnya dan saat itu.
8.      Panasonic Gobel Awards (atau yang dulu bernama Panasonic Awards, sering disingkat PGA)
Menurut WIKIPEDIA INDONESIA:
Panasonic Gobel Awards (atau yang dulu bernama Panasonic Awards, sering disingkat PGA) adalah penghargaan tahunan bagi insan dan program televisi terfavorit di Indonesia berdasarkan jajak pendapat yang pertama kali dilakukan oleh tabloid Citra. Pertama kali diadakan pada 1 Juni 1997 yang disiarkan oleh Indosiar namun seiring dengan waktu pada tahun 2000 ditayangkan pindah dari Indosiar ke RCTI dan sejak tahun 2003 ditayangkan bersama oleh RCTI, MNCTV, dan Global TV. Sejak 2004 pemilihan dilakukan melalui survei Nielsen Media Research dan hasilnya ditabulasi oleh Ernst & Young.

Kalo udah ngebahas tentang pengharggan di stasiun TV, tidak lengkap rasanya dengan salah satu pengharggan yang terus terselenggara tiap tahunnya. Yah, memang acar pengharggan yang satu memang selalu konsisten merayakannya tiap tahun. Namun bukan hanya itu, acar ini di gadang-gadang akan selalu konsisten dengan kontroversi setiap tahunnya juga. Tak ayal acar pengharggan satu ini, sudah tak asing lagi bagi masyarakat kita, namun bukan karena akrebilitasnya justru karena keganjilan-keganjilan yang terjadi tiap tahunnya. Masyarakat seakan sudah di buat bosan atau bahkan tahu siapa-siapa saja yang akan menang tiap tahunnya. Acara pengharggan yang satu ini pula memiliki gelar di mata masyarakat, yang mungkin merupakan sebuah sindiran atas pihak tersebut yang sering jadi viral tiap tahunnya dengan, “PGA Awards atau RRTI Awards?”.
Karena terlalu banyak kejanggalan, kita ambil saja beberapa yang penomenal saja:
1)      Di lansir dari Merdeka.com pada PGA 2010
Pada gelarannya di tahun 2010, pihak Trans TV dan Trans7 merasa kecewa karena tiap penghargaan yang dimenangkan pihak Transcorp selalu tidak ditayangkan dan justru dimasukan jeda iklan. Pada akhirnya, jelang penghargaan Panasonic Gobel Award di tahun 2011, pihak Transcorp melakukan boikot karena dianggap tidak proporsional dalam segi penayangan.
2)      Di lansir dari kompasiana “Jeremy Teti merasa PGA 2014 Dagelan”
“Enam tahun berturut-turut masuk nominasi (Panasonic Gobel Award) , dan sekarang saya baru menang, terimakasih Tuhan, terimakasih. Ini enggak saya sangka loh. Tapi, kalau dibilang kecewa, saya kecewa, bingung juga. Saya mendapatkannya setelah keluar dari SCTV," ucapnya, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Betapa keanehan muncul saat itu JT yang sudah bukan presenter berita lagi di SCTV pada tahun itu masuk nominasi dan menang. Dengan masuknya di nominasi saja sudah membuat bingung, dan ini menang pula. Sebelum-sebelumnya saat ia masuk nominasi dan masih jadi presenter dia tak pernah memenangkan awrds itu, mungkin karena dia bukan dari stasiun TV XXXX. Kasihankan sama presenter yang lain yang sudah susah payah selama setahun bekerja keras agar masuk nominasi. Bukannya JT tak pantas, JT sangat pantas mendapatkan pengharggan itu, namun seharusnya saat dia masih berkutik di dunia presenter, atau kalu tidak dia seharusnya mendapatkan pengharggan khusus, jika mau?????
3)      Di lansir dari Tribunnews.com “Ini Panasonic Atau RCTI Awards Sih? Ampun Deh!”
‘Daftar pemenangnya sangat didominasi para artis dan program-program bikinan RCTI.
Teknisnya penyiarannya pun terkesan 'pilih kasih.' Pengamatan Tribunnews.com, Pemimpin Redaksi TVOne, Karni Ilyas, yang menggaet kemenangan lewat mata acara "Indonesia Lawyers Club" (Kategori Program Talkshow Berita) sampai menyindir halus.
Itu karena saat program acara itu dinyatakan menang, siaran yang dipancarkan secara live di RCTI dan MNC TV itu langsung menayangkan iklan.
Padahal ketika acaranya RCTI menang, tidak ada iklan berseliweran.

"Tadi karena pas saya menang ketutup iklan, ini saya mau sampaikan terima kasih dulu kepada pemirsa TVOne yang sudah memilih acara Indonesia Lawyers Club," kata Karni Ilyas ketika diberi kesempatan membacakan sebuah nominasi penghargaan.

Tribunnews.com juga memantau obrolan aroma ketidakadilan ajang Panasonic Awards itu juga bermunculan di berbagai jejaring sosial.
Bahkan di situs Kompasiana, muncul tulisan dengan judul "Panasonic atau RCTI Awards?"
Penulisnya Adhtyo Haryandi, seorang blogger.

"Acara awards ini sudah membuat saya muak sejak beberapa tahun lalu. Tetapi saya selalu mengikuti Panasonic Awards sambil berharap ada perubahan di setiap tahunnya. Tetapi harapan saya bertepuk sebelah tangan, acara RCTI dan artis pengisi acara RCTI terus saja memenangi awards," tulisnya.’
Bagaimana menurut kalian, apa yang kalian pikirkan tentang PGA ini?

4)      Pada PGA 2015, terjadi kejanggalan atas kemenangan 7 Manusia Harimau. Di lansir dari Branda.co.id
‘Dalam ajang Panasonic Gobel Award 2015 lalu, sinetron 7 Manusia Harimau menang manis dengan mengalahkan nominator-nominator lainnya dalam kategori Drama Seri Terfavorit. Sayangnya, kemenangan 7 Manusia Harimau ini oleh sebagian netizen dianggap kurang meyakinkan karena adanya sebuah twit misterius dari akun twitter beberapa netizen yang melakukan vote otomatis bukan dari penggunanya secara langsung. Belakangan diketahui, twit otomatis tersebut dilakukan melalui aplikasi Rising Star Indonesia.
Awalnya, hal ini dikemukakan oleh seorang kaskusers dengan id indXtreme dengan judul thread ‘Pernah install aplikasi Rising Star Indonesia? Cek timeline twittermu, KUAT DUGAAN twittermu sudah disalahgunakan‘. Dalam penuturannya, kaskuser ini mengakui sedang iseng mengecek profile twitternya pada tanggal 24 Mei lalu. Namun rupanya kaskuser ini menemukan sebuah twit aneh yang tak pernah ia kicaukan sama sekali. Isi twit tersebut adalah ‘Drama Seri 7 Manusia Harimau #PGAwards2015’ yang merupakan sebuah twit dukungan untuk sinetron 7 Manusia Harimau.
Walau banyak yang mendukung aksi kaskuser tersebut untuk melaporkan tindakan penyalahgunaan aplikasi ini, rupanya tak sedikit pula yang membeberkan beberapa kemungkinan ‘kesalahan’ dari kaskuser ini. Seperti dalam beberapa respon balik beberapa kaskuser lainnya yang mengingatkan bahwa, apakah dari si kaskuser tersebut telah mengizinkan pihak Rising Star untuk melakukan Read dan juga Write dalam akun twitternya, “Agan baca dulu gak permisson ketika nginstall itu apps? Jangan-jangan itu apps udah request permission dan agan klik yes yes aja. Kalo gitu bukan salah appsnya jadinya.tapi agan yang teledor.setuju kalo itu apps nyebelin dengan overide timeline.cuma gak mungkin apps bisa ngetweet tanpa dikasih otoritas ( lewat permission tadi ) oleh user” komentar seorang netizen.
Namun, sang kaskuser ini kembali memberikan opininya mengenai twit otomatis Rising Star Indonesia, “term & permission WRITE gk sampai melenceng segitunya gan. permission WRITE biasanya hanya untuk posting ke twitter saat voting peserta rising star berlangsung sesuai persetujuan user, FYI Permission Instagram juga READ and WRITE tetapi gk pernah posting diluar keinginan user” tulisnya.’
5)      Di kutip dari Beranda.co.id beberapa sindiran Netizen tentang acara ini pada tahun 2016 lalu:
“#PGAwards2016 itu apaan sih???award apaan?? Dari RCTI??buat RCTI??? Di “borong” smua tu piala sm RCTI.. Award gak Jelas!!!” kata @rreezzkkaa. “Sia sia sampe vote berribu2 kartu kalo cuma adanya SETTINGAN #PGAwards2016 @PGAwards ganti aja namanya gaUsah PGA tapi RCTIawards !!” protes @@ALicious_PKL

Kemenangan Dude Harlino sebagai aktor favorit. Menurut netizen, Dude sudah lama tak tampak main sinetron namun tetap menang sebagai aktor favorit.  “Yg menang @PGAwards aktris & aktornya mang ada sinetronnya ya???? , award abal abal!!! #PGAwards2016” kritik @AdriansyahGhany. “Masih aja heran, si dude beberapa taun ini nggak main sinetron kan?kok bisa menang?? @PGAwards #PGAwards2016” komentar @Psyrf_

Meski dianggap tak mendidik dan berkali-kali ditegur Komisi Penyiaran Indonesia, acara komedi Pesbukers berhasil memenangkan kategori Komedi. “Eaaa… Menang niyee…Makin nyata klo #PGAwards2016 beserta pemenang plus artisnya memang buta tuli n menuhankan bully.. sukak deh gue..??? ” kata @de_iwi. “Ko bisa si pesbukers menang ?? Acara ga bermutu merusak generasi bangsa tdk mendidik #PGAwards2016 @KPI_Pusat tolong di teliti siaran di tv” kritik @ ‏@AprildaAjeng atas penghargaan Panasonic Gobel Awards 2016 ini.

Di lansir dari yang lainnya iyya.com “Mendominasi 'Panasonic Gobel Awards 2016', RCTI Justru Banjir Cibiran Netizen”
"Kenetralan nya masih belum, masih sama seperti taon" lalu itu" aja yg menang," ungkap pemilik akun @ganjarprastyo.

"Ini langganan menang hrs menang pdhl yg lain lbih oke," tulis akun @artikavalentina.

"Ini mah RCTI award namanya hahaa, semoga taun depan PGAwads disiarkan dtv lain," tulis akun @ana_maghfiroh94.

Sementara itu berdasarkan hasil penjurian yang dilakukan, RCTI memang terlihat sangat mendominasi daftar pemenang. Tercatat pihaknya telah berhasil membawa pulang 9 trophy dari 15 kategori program televisi yang telah dinominasikan. Adapun kategori tersebut antara lain:

1. Drama Seri Terfavorit (Anak Jalanan)
2. Kuis & Game Show Terfavorit (Sasuke Ninja Warrior Indonesia)
3. Infotainment Terfavorit (Silet)
4. Music & Variety Show Terfavorit (Dahsyat)
5. Pencarian Bakat & Reality Show Terfavorit (The Voice Indonesia)
6. Pertandingan Olahraga Terfavorit (Asian Football Cup U-23)
7. Anak-anak & Animasi Terfavorit (Kiko)
8. Berita Terfavorit (Seputar Indonesia)
9. Special Event Terfavorit (IMA Awards 2016)

Bahkan Deddy Corbuzier pun ikut berkicau di akun media sosialnya karena salah satu acara yang kurang bermutu bisa menang (aduh mas Deddy kemana aja yah baru berkicau, masyarakat mah udah dari dulu tau masalah kaya gini. Udah gak aneh mas hikhik miris + malu aku sama bangsa ini):
"Kok ya bisa acara alay umbar aib.. pembawa acara isinya cuma teriak2 geli ga karuan.. Candaan grepe2... jam tayang di ganti2 sampe malam ke subuh (mungkin pas sama jam pocong2 nonton) dapat AWARD... Dan bangga pula. Ga sekalian aja Puter film esek2?" tulis akun @mastercorbuzier.
Kicauan lainnya…
"Gw pingin tau.. anak2 produser dan direksi nya di rumah pada nonton acara nya sendiri apa enggak yahh? Nyari Rating sama Uang yahh gak gitu2 juga lah... Pemain nya di bayar berapa coba ... (ketika TV jadi ajang jual diri)...." tulisnya.
"Nanti anak anak nya pada besar liat ortu nya di youtube joget teriak2 sambil grepe2 trus bapak ibu nya nerangin nya apa yahh?"
"Cari uang susah nak... Halal sih memang... ketika semua hal di halal kan. BRO ur Pathetic," tulis @mastercorbuzier.

Segitu aja dulu yah fakta-fakta dan kejanggalan PGA-nya kebanyakan soalnya kalo di bahas semua. Pusing palaku dan sedih banget kalo bikin blogg tentang stasiun tv negara kita yang banyak sisi negatifnya dari pada positifnya.
NEXT à
9.      Indonesia Movie Actor Awards (IMAA)
Menurut WIKIPEDIA INDONESIA:
Indonesia Movie Actor Awards (IMAA) (dahulu Indonesian Movie Awards (IMA)) adalah penghargaan bagi insan perfilman yang dimulai sejak tahun 2007. Ajang penghargaan ini dibuat karena ajang FFI 2006 yang hasilnya cukup mengecewakan bagi Masyarakat Perfilman Indonesia. Namun IMA dibuat bukan untuk menandingi FFI. IMA hadir untuk memberikan apresiasi kepada pemeran film terbaik, karena mereka punya bakat dan prestasi. IMA setiap tahun akan selalu hadir dengan format baru dan tentu berbeda dengan FFI. Jika pada FFI piala yang diberikan disebut Piala Citra. Sedang di IMA, piala yang diberikan disebut Piala Layar Emas Dalam ajang ini pemenang terbagi atas Terfavorit dan Terbaik. Di mana untuk kategori Terbaik pemenang dipilih oleh dewan juri. Sedangkan kategori Terfavorit pemenang dipilih oleh masyarakat.

Pada penyelenggarannya ajang ini pun tak luput dari cibiran para netizen dan bahkan kalangan musisi, terutama yang paling mencuri banyak perhatian adalah saat kemenangan Angel Pieters pada IMA 2015, dalam kategori Soundtrack Terfavorit.
Di lansir dari merdeka.com
Beberapa rekan seleb seperti Anggun C Sasmi, Pongki Barata, dan Glenn Fredly pun menyayangkan hasil keputusan yang memenangkan Angel sebagai pemenang lewat cuitan di akun Twitter masing-masing.

"Bangga #FlyMyEagle masuk nominasi #IMA2015 @OfficialRCTI Bravo untuk para artis nominator lain, juga untuk pemenang walau tidak masuk nominasi," tulis Anggun.

"Ini bukan masalah siapa yang menang, tapi kredibilitas & akuntabilitas IMA 2015 jadi dipertanyakan publik..Menanti penjelasan @OfficialRCTI," tulis Glenn.

"Baru nyadar..baru nyadar... Dalam award kemarin ada pemenang yang bahkan tidak ada dalam nominasi!! Hahaha... Nice job," tulis musisi Pongki Barata melalui akun Twitter-nya.
Masalahnya adalah Angel Pieters tidak masuk nominasi, yang masuk nominasi hanya 5 orang yaitu, Glenn Fredly “Tinggikan”, Saint Loco “Di Balik Istana”, Pongki Barata “Seluas Itu”, Mahadewa “Immortal Love Song”, dan Anggun C Sasmi “Fly My Eagle”.

Namun tiba-tiba seminggu sebelum pengharggan itu dilaksanakan, Angel Pieters masuk nominasi dengan lagunya “Indonesia Negeri Kita Bersama”, dan lebih parah lagi dia pun memenangkan pengharggan itu dengan kemenangan telak.
Di sini saya tak hendak menyalahkan Angel, namun masyarakat sudah terlanjur mencium bau ketidak adilan. Ada yang berkomentar Angel bisa menang karena kebetulan lagu tersebut di ciptakan oleh istri dari pemilik MNC grup, orang yang mengadakan acara ini.
Pihak RCTI pun sampai memberikan bukti kemenangan Angel dalam poling SMS
Di lansir dari Metrotvnews.com Angel menang dengan memproleh voting tertinggi 70,63%. Keren banget yah, Angel menang TELAK dalam 6 hari masuk nominasi!

10.  INBOX Awards
Inbox Awards juga tak kalah menuai perhatian dari para netizen, bagaimana tidak Aliando bisa menang Awards sebagi penyanyi Solo Pria paling Inbox 2016 mengalahkan nomine lainnya yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Tapi saya garis bawahi, saya orangnya tak memandang kualitas dari pengalaman dan umur seseorang. Mau tu orang baru dan anak kecil pun tak apa jika memang dia berkalitas. Saya juga bukan mencela Aliando jelek, dia salah satu aktris multi talenta menurut saya. Namun di sini, Aliando masih kurang matang dalam olah vokal, lagu-lagunya masih kurang di dengar masyarakat luas. Aliando lebh di kenal sebagai Aktor sinetron di banding penyanyi. Jika di banding dengan nominasi lainnya, saya rasa masih ada nomine lain yang pantas mendapatkannya karena kulitas vokal dan hits lagunya tahun itu yang jauh lebih di ketahui masyarakat luas.

Kesimpulan:
Jujur saya miris, marah, sedih, kecewa, malu, kesal…
Ya Tuhan ni bangsa harus di benahi, memalukan sekali tuhan. Generasi bodoh? Atau generasi tak perduli? Mengutip sebuah kata bijak, “Bahwa dunia ini menakutkan bukan kerena banyaknya orang jahat, tapi karena banyaknya orang tak perduli.”
Kamu yah kamu orang yang baca tulisan ini, apa kamu tidak merasa jijik? Melihat kebodohan meraja lela, kebodohan yang di berikan oleh saudara-saudaramu sendiri yang berkauasa. Mereka yang berkuasa bahkan melupakan darah yang mengalir di tubuh mereka, keserakahan dan kerakusan memakan hati nurani.
Wajah-wajah mereka yang bersolek bak malaikat lewat POLITIK dan mencari perhatian (pendusta). Muak saya dengan muka-muka mereka akting dengan senyum ramah, sumbang sana-sumbang sinih. Tapi dibelakang mereka sedang menyiapkan rencana untuk menghancurkan kita, saudaranya sendiri. Membodoh-bodohi dan yang dibodohi juga diam saja, yah yang dibodohi terlalu pasrah dengan keadaan bahwa negeri ini memang lah seperti ini.
Keduanya tau, orang yang membodohi dia sedang merusak banyak aspek negeri ini dan yang di bodohi juga tau dia sedang dibodohi. Dan kebodohan-kebodohan ini menjadi kebiasaan dan akhirnya membudaya, yang akhirnya membuat si penguasa juga ikut bodoh, karena terlalu sibuk membodohi orang. Dan tanpa sadar dia sedang dibodohi orang lain yang bukan saudaranya (dasar budak).

            Beginilah ajang pengharggan Indonesia, kamu bisa menang kalo kamu banyak uang dengan cara voting SMS sebanyak-banyaknya. Kamu bisa menang kalo kamu adalah anak emas dari stasiun TV tersebut. Memalukan, kapan pertelevisian Indonesia akan bangkit?
Semoaga suatu saat nanti akan datang ajang penghargaan prestisius bagi insan-insan seni yang benar-benar TERHORMAT.

Maaf karena tak semua acara pengharggan di TV saya masukan, jika ada saran dan kritik yang membangun silakan kirim di kolom komentar.
Salam Anisa Awal

#BerubahlahSinetronIndonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar